PAGUYUBAN PENGRAJIN BAMBU DELING AYU

Desa Karang Tegaron dulunya dikenal sebagai penghasil kerajinan “Tenggok” terbesar di Kabupaten Semarang. Namun kini, dikarenakan bahan baku bambu yang makin menipis dan juga kurangnya minat generasi muda untuk menekuni usaha kerajinan bambu, membuat generasi penerus kerajinan bambu semakin sedikit. Makin ke sini, banyak yang beralih dari pegrajin tenggok ke tukang batu, dan pekerjaan lain selain produksi kerajinan bambu.

Product Description

Desa Karang Tegaron dulunya dikenal sebagai penghasil kerajinan “Tenggok” terbesar di Kabupaten Semarang. Namun kini, dikarenakan bahan baku bambu yang makin menipis dan juga kurangnya minat generasi muda untuk menekuni usaha kerajinan bambu, membuat generasi penerus kerajinan bambu semakin sedikit. Makin ke sini, banyak yang beralih dari pegrajin tenggok ke tukang batu, dan pekerjaan lain selain produksi kerajinan bambu.

Pada 6 Januari  2017 muncul Deling Ayu menjadi paguyuban pengarajin bambu. Inisiatif-nya dari beberapa anak muda yang tergerak mengkrasi kerajinan selain tenggok , memberi pelatihan dan pendampingan produksi bagi yang berminat menjadi anggota.

Pelatihan diadakan seminggu sekali untuk anak-anak muda, dan sebulan sekali untuk warga masyakat umun. Waktu  pelatihan dipilih malam hari, mengingatdi pagi – sore hari banyak warga yang masih banyak bekerja disawah atau tempat lainya. Kendala yang ada hanya diketerbatasan alat mesin potong. Pengerjaan kerasi bambu selama ini masih full manual.

Deling Ayu telah ad 15 anggota aktif dan 3 pengrajin di paguyuban ini. Produknya di antaranya  tenggok, pincuk, tempat pensil, tempat sendok, tempah nasi, lampu hias, tampah, caping, topi, dan lain lain. Untuk harga mulai dari Rp 5.000,- hingga Rp 80.000,- pemasaran produk kreasi Deling Ayu dengan sistem titip jual di tempat tempat wisata dikabupaten Semarang. Pemasaran via online juga dilakukan, dan pesanan kerap masuk dari beberapa hotel diwilayah Semarang hingga Magelang.

error: Content is protected !!